SetiapBaru Varietas Benih Padi Galur Kabir 07 309 Umur Tua yang akan kami informasikan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari faktor perawatan, cepat dan lambatnya proses panen dan masih banyak juga yang lainnya. Padi bersama dengan nama Ilmiahnya Orzya sativa L ini yakni keliru satu type tanaman budidaya yang udah tersedia sejak
Bagikaninformasi tentang Benih Padi Kabir 07 Klasik kepada teman atau kerabat Anda. Deskripsi Benih Padi Kabir 07 Klasik. DESKRIPSI SINGKAT KABIR 07 KLASIK - Kelemahan : Serangan jamur ustilago - Kelebihan : Adaptasi yang sangat optimal di berbagai kondisi Gambar kemasan yang tertera adalah sampel, barang akan dikirim dengan stok
Tampakterlihat pada foto perbedaan padi biasa Ciherang Dan Kabir 07 yang mantap banget lurrrr untuk ditanam Ditanam oleh, Nama : Suprato Alamat : ds.cangkuang Dusun : 02 Rt/rw : 002/002 Kec : babakan,kab.cirebon Dengan keunggulan usia panen yg sangat singkat kisaran 72 - 75 hari setelah tanam Biaya produksi yg sangat minim Toleran terhadap
PerbandinganHarga Padi Varietas Jaliteng & Galur Kabir 07 Asura. Padi Jaliteng dan Galur Kabir 07 Asura ini lebih dikenal masyarakat luas sebagai padi bersama biji hitam yang miliki mutu terbaik. Harga jual untuk tipe padi Jaliteng & Galur Kabir 07 Asura ini terbilang mahal dikarenakan banyaknya permohonan dari penduduk lokal dan luar negeri.
KelebihanBibit Padi Kabir 07. Padi galur lokal Kabir 07 ini mempunyai kelebihan daya adaptasi yang baik terhadap semua kondisi tanah. Baik pada tanah kering (gogo rancah), maupun tanah dengan salinitas tinggi. Baik ditanam di semua dataran mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Jumlah anakan yang banyak dan mempunyai malai panjang.
BenihPadi Kabir 07 Asli Berkualitas Sejatinya padi galur lokal kabir 07 banyak diburu orang karena hasilnya yang sangat bagus dan gabahnya yang sangat aos. Ini tentu menjadi keunggulan tersendiri
BibitPadi Kabir 07- Deskripsi, Kelebihan dan Cara Tanamnya di https://mesinpadi.com. (diakses pada 29 September 2019). INFO TERKINI. materi ngobras vol 7 . Selasa, 06 Apr 2021. materi ngobras vol 6 . Rabu, 24 Mar 2021. Materi MSPP VOL 7 " Konservasi Air Tanah" Jum'at, 05 Mar 2021.
Benihpadi Kabir 07 / Bibit padi Kabir 07 di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
9wPU. Varietas Padi Kabir 07 Bibit Padi Kabir 07 Deskripsi Kelebihan Cara Tanamnya Mesin Padi Jual Benih Padi Kabir 07 Genjah 5 Kg Kab Blitar Mawadda Ps Tokopedia Bibit Padi Kabir 07 Deskripsi Kelebihan Cara Tanamnya Mesin Padi Bisa Benih Padi Kabir 07 Bibit Padi Kabir 07 Galur Lokal Aceh Limited Lazada Indonesia Kelebihan Bibit Padi Unggul Kabir 07 J Rice Id 0812 1494 7225 Cv Tani Makmur Nusantara Benih Padi Kabir 07 Asli Berkualitas Sejatinya Padi Galur Lokal Kabir 07 Banyak Diburu Orang Karena Hasilnya Yang Sangat Bagus Dan Gabahnya Yang Sangat Aos Ini Tentu Benih Padi Kabir 06 Bukalapak Com Inkuiri Com Benih Padi Kabir 07 115 Hari Benih Petani Pupuk Organik Benih Padi Kabir 07 Bulirnya 300 600 Permalai Youtube Jual Produk Benih Padi Kabir 07 Termurah Dan Terlengkap November 2021 Bukalapak Related Kelebihan Dan Kekurangan Padi Kabir 07.
Benih Padi Kabir 07 Asli Berkualitas Benih Padi Kabir 07 Asli Berkualitas Benih Padi Kabir 07 Asli Berkualitas Benih Padi Kabir 07 Asli Berkualitas Benih Padi Kabir 07 Asli Berkualitas Sejatinya padi galur lokal kabir 07 banyak diburu orang karena hasilnya yang sangat bagus dan gabahnya yang sangat aos. Ini tentu menjadi keunggulan tersendiri disaat musim-musim hama maupun disaat terjadi banyak kekeringan di peralihan musim hujan ke kemarau. Padi kabir jenis ini adalah pengembangan dari kabir sebelumya yakni mulai dari kabir 01, padi kabir 05 hingga kabir 06. Dengan jenis baru, tentunya memiliki keunggulan baru dibandingkan dengan yang lainnya. Deskripsi Kabir 07 Umur 115 hari setelah sebar Tinggi 120 cm Rata-rata anakan 20 anakan Jumlah bulir 450-550 per malai Rata-rata hasil 9-11 ton / ha Bobot gabah 35 gram per 1000 butir gabah Ketahanan rebah Agak tahan Rasa nasi Sedang Ketahanan Tahan blast, Hawar Daun, Wereng Coklat tipe 4 Kelemahan Serangan jamur ustilago Kelebihan Adaptasi yang sangat optimal di berbagai kondisi Umur padi kabir 07 yang hanya 95 hari setelah tanam ini tentunya menguntungkan banyak orang yang sawahnya bisa ditanami hingga 3 kali dalam 1 tahun. Banyak orang terutama dari asalnya yakni daerah Aceh sudah membuktikan bahwa hasilnya sangat memuaskan disamping umurnya yang begitu cepat atau sekitar 2 minggu lebih cepat panen dari padi berbobot pada umumnya. Mungkin jika kita bandingkan dengan padi CBD 04, padi ini hampir menjadi saingannya, namun masih lebih baik kabir 07 secara keseluruhan. Hanya untuk ketahanan rebah dan hama masih lebih bagus CBD 04. Seperti yang anda lihat di deskripsi padi kabir 07 di atas, tentunya hasil rata-ratanya jauh lebih baik kabir 07. Apabila Berminat Call / SMS / WA Anisa Salsabila 081381702778 Ir. Apriansyah Munandar 081381702779 Business Enquiries Email tanimakmurnusantara Instagram tanimakmurnusantara Twitter tmnusantara ~ Online Business Super Amanah ~ Benih Padi Kabir 07 Asli Berkualitas Oleh About Tani Makmur NusantaraBenih Padi - Pupuk Organik - Alat Pertanian Subscribe via email Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.
ArticlePDF Available Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik ... 24 Jurnal Ilmiah SISFOTENIKAJuly201xIJCCS Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik Menggunakan Metode Gap Kompetensi Decision Support Systems Determine the Best Rice Seeds Using the Competence Gap Method Elvis Pawan*1, Agung Jasuma2, Achmad Yusron Arif3, Kusrini4 1Program Studi Teknik Informatika, STIMIK Sepuluh Nopember Jayapura Tlp 0967 533799 2,3,4Magister Teknik Informatika, Universitas Amikom Yogyakarta Tlp 0274 884201 e-mail *1elvispawan09 3achmadyusronarif 4kusrini Abstrak Pemerintah sedang mempersiapkan Indonesia mencapai swasembada pangan, akan tetapi perlu kita ketahui bahwa persolaan utama yang akan menghambat cita-cita tersebut tercapai adalah jika produksi hasil pertanian padi menurun terutama di daerah terpencil. Ini diakibatkan karena kurangnya pengetahuan petani dalam menentukan bibit padi yang cocok untuk ditaman pada lahan pertanian. Penelitian ini diharapkan dapat membantu petani secara khusus yang belum mengerti menentukan bibit padi yang baik. Selain itu hasil penelitian ini dapat membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. Dalam merancang SPK ini menggunakan metode Gap Kompetensi dengan memasukkan beberapa kriteria seperti, produksi padi perhektar, ketahanan terhadap penyakit, harga bibit, batas tanam, dan kebutuhan tanah, kriteria tersebut akan diolah sesuai aturan metode Gap Kompetensi untuk menghasilkan sebuah rekomendasi bibit terbaik. Penelitian ini menghasilkan SPK, kriteria utama digunakan ketahanan terhadap penyakit dan harga bibit yang diberikan nilai prioritas sebesar 70%, kriteria lainnya sebesar 30%. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh tiga varietas padi yang direkomendasikan oleh sistem yaitu pertama jenis Kalimasada, kedua Inpasari 42 GSR dan ketiga jenis Mapan P-05. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membandingkan beberapa metode serta menggabungkan kedalam sistem pakar untuk tingkat akurasi yang lebih baik. Kata kunci— SPK, Gap Kompetensi, Bibit, Padi Abstract Government is preparing Indonesia to achieve food self-sufficiency, but we need know the main process that will hamper these ideals achieved if the production of paddy agriculture decreases, especially remote areas. This is due to lack of knowledge of farmers in determining which rice seeds are suitable for planting on agricultural land. This research is expected to help farmers specifically who do not understand the determination of good rice seeds. In addition, the results of this study can help the government realize food self-sufficiency in Indonesia. In designing this SPK using the Competence Gap method by including several criteria such as rice production per hectare, disease resistance, seed prices, planting limits, and land requirements, these criteria will be processed according to the rules of the Competence Gap method to produce the best seed recommendation. This study resulted in SPK, the main criteria used for disease resistance and the price of seeds given a priority value of 70%, another criterion of 30%. Based these criteria, three rice varieties recommended by DSS, Kalimasada, both Inpasari 42 GSR and the three types of Mapan P-05. The next researcher expected able to compare several methods and combine them into expert system for better accuracy. Keywords— DSS, Competency Gap, Seeds, Rice I Elvis Pawan, Agung Jasuma, Achmad Yusron Arif, Kusrini JCCS ISSN 1978- implie Vol. 10, No. 1, Januari 2020 25 1. PENDAHULUAN Salah satu kebijakan pemerintah pada pembangunan bidang pertanian khususnya tanaman pangan bertujuan untuk melestarikan swasembada pangan [1]. Beras yang bersumber dari padi merupakan salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia [2]. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Indonesia adalah bertani, tanaman pertanian yang paling banyak diolah adalah padi [2]. Sebagai Negara agraris negara Indonesia, merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam. Hingga kini mayoritas penduduk Indonesia telah memanfaatkan sumber daya alam untuk menunjang kebutuhan hidupnya dan salah satunya ialah menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian [3]. Namun sering kali masyarakat atau petani kesulitan dalam menentukan bibit yang cocok untuk ditanam [3]. Beberapa alasan inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini. Beberapa penelitian menentukan bibit tanaman yang baik telah dilakukan akan tetapi menggunakan metode yang berbeda pada penelitian ini, beberapa metode yang digunakan diantaranya metode Analytical Hierarchy Process AHP, Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS, Simple Additive Weighting SAW dan beberapa metode lainnya. Adapun penelitian mencari bibit tanaman padi terbaik dengan menggunakan metode AHP telah dilakukan dan memiliki kesimpulan bahwa metode AHP baik untuk digunakan dalam menentukan bibit tanaman padi terbaik akan tetapi pada penelitian tersebut memiliki beberapa kelemahan seperti kesimpulan SPK tidak memiliki wisdom dan sistem yang dibangun tidak sampai dengan implementasi melainkan hanya sebuah rancangan [3]. Sedangkan penelitian ini sampai pada tahap implementasi kedalam aplikasi SPK. Penelitian tentang menentukan bibit padi unggul menggunakan metode Simple Additive Weighting SAW memiliki kesimpulan bahwa dengan adanya sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW maka petani mimiliki panduan dalam menentukan bibit unggul akan tetapi pada penelitian tersebut memiliki kelemahan yakni wisdom serta rekomendasi bibit unggul yang dihasilkan dari SPK ini tidak ditampilkan [4]. Sedangkan penelitian ini memberikan hasil rekomendasi dan wisdom yang akan digunakan oleh petani sebagai acuan dalam menentukan bibit padi yang akan ditanam, ini merupakan hasil akhir dari sistem pendukung keputusan yang dirancang. Penelitian tentang penentuan varietas padi terbaik menggunakan metode AHP dan TOPSIS telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan memiliki kesimpulan akurasi kecocokan antara keluaran sistem dan pendapat ahli sebesar % akan tetapi kelemahan pada penelitian tersebut hanya melakukan perangkingan [5]. Perbedaan pada penelitian yang ini yaitu tidak hanya dilakukan perangkingan pada sistem namun terdapat hasil rekomendasi berupa laporan yang dapat dicetak dari sistem, yang dapat digunakan petani sebagai rekomendasi untuk menentukan atau membeli bibit padi yang di inginkan. Selain itu metode Gap Kompetensi telah beberapa kali diteliti oleh pakar terdahulu akan tetapi pada kasus yang berbeda misalnya penelitian penggunaan metode profile matching untuk penunjang keputusan kenaikan jabatan pada sebuah instansi pemerintah pada penelitian ini memberikan rekomendasi pegawai yang akan dipilih sebagai kandidat yang paling cocok untuk mendapatkan kenaikan jabatan, akan tetapi kelemahan penelitian tersebut tidak diimplementasikan kedalam bentuk aplikasi SPK sehingga perhitungan dan penentuan dilakukan secara manual [6]. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah hasil perhitungan manual akan di implementasikan kedalam aplikasi SPK sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau petani. Penelitian yang menggunakan bantuan metode profile matching pemilihan kandidat pejabat structural pada sebuah instansi pemerintahan di kota Tarakan memiliki kesimpulan bahwa dengan memanfaatkan metode profile matching maka penilaian kandidat dapat dilakukan oleh sistem sehingga dapat membantu mengatasi masalah yang muncul yang sebelumnya dilakukan secara manual sehingga sistem ini dapat membantu meminimalisir terjadinya Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik ... 26 Jurnal Ilmiah SISFOTENIKAJuly201xIJCCS keputusan secara subjektif [7]. Perbedaan pada penelitian yang dilakukan adalah dalam hal implementasi pada penelitian terdahulu mengambil objek pada pemilihan kandidat pejabat struktural pada instansi pemerintahan sedangkan penelitian ini objeknya dilakukan pada penentuan bibit tanaman padi terbaik, hal yang dipertimbangkan sebagai acuan dari penelitian terdahulu menyatakan bahwa metode profile matching dapat membantu untuk memutuskan jalan keluar sebuah kasus dan terhindar dari hal-hal yang bersifat subjektif. Penelitian lain dengan menggunakan metode profile matching pada pemindahan posisi karyawan dalam sebuah perusahaan, kesimpulan pada penelitian ini bukan berupa rekomendasi atau wisdom melainkan sebuah harapan pada masa yang akan datang, selain itu pengujian pada SPK yang dibangun tidak dijelaskan secara eksplisit [8]. Perbedaan pada penelitian ini bahwa kesimpulan berupa rekomendasi sebagai hasil akhir dari sistem SPK yang dirancang Penelitian pemilihan marketing terbaik pada sebuah perusahaan perbankan menggunakan metode profile matching pada penelitian ini menyimpulkan bahwa metode profile matching dapat memberikan bantuan untuk menentukan seorang marketing officer yang terbaik akan tetapi kelemahan pada penelitian tersebut adalah pengujian tidak dilakukan [9]. Perbedaaan pada penelitian ini dilakukan dua pengujian yaitu pengujian terhadap sistem dan pengujian terhadap output untuk benar-benar mengetahui akurasi dari hasil penelitian. 2. METODE PENELITIAN Alur Penelitian Dalam melakukan penelitian terdiri dari beberapa tahapan penting yang digambarkan dan dijelaskan seperti terlihat pada Gambar 1 Alur Penelitian. Hal ini mempunyai tujuan agar para pembaca dapat benar-benar memahami langkah-langkah dalam membuat sebuah sistem pendukung keputusan menggunakan metode Gap Kompetensi. Gambar 1. Alur Penelitian I Elvis Pawan, Agung Jasuma, Achmad Yusron Arif, Kusrini JCCS ISSN 1978- implie Vol. 10, No. 1, Januari 2020 27 Berdasarkan langkah-langkah pada Gambar 1 Alur Penelitian, dijelaskan bahwa ada enam tahapan penting dalam melakukan penelitian ini, langkah pertama adalah studi literatur pada tahap ini peneliti mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan topik pada penelitian, adapun sumber-sumber literatur berupa makalah, jurnal, hasil penelitian tesis, prosiding, arsip dan artikel yang memiliki ciri atau kesamaan topik yang dibahas. Langkah kedua dengan melakukan identifikasi masalah bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang sedang terjadi dan memfokuskan penelitian pada kasus yang akan dipecahkan atau diselesaikan. Langkah ketiga pengumpulan data yang berkaitan dengan topik yang dibahas pada penelitian ini, data dikumpulkan dari berbagai sumber baik dari para ahli ataupun dari literatur-literatur. Langkah ke empat melakukan pengolahan data yang telah dikumpulkan serta melakukan perhitungan manual dengan mengikuti aturan metode Gap Kompetensi, hal tersebut bertujuan agar memudahkan pemindahan kedalam prototype atau aplikasi SPK. Langkah ke lima pembuatan prototype atau aplikasi untuk memperoleh representasi dari hasil penelitian dan dapat digunakan sebagai pembanding perhitungan manual. Langkah ke enam melakukan pengujian atau testing terhadap akurasi hasil penelitian. Gap Kompetensi Gap merupakan sebuah perbedaan antara profile yang dimiliki oleh masing-masing alternatif dengan profile standar. Hal tersebut dapat dilihat pada persamaan 1 [10] [11]. Gap = Profile Atribut −Profile Target ................................................................... 1 Hasil akhir dari sebuah gap kompetensi adalah rangking varietas padi yang akan ditanam, Penentuan rangkin berpatokan pada perhitungan kriteria yang diinputkan user pada sistem. Perancangan Sistem a. Data Flow Diagram DFD Data flow diagram ialah data yang dimanfaatkan untuk menggambarkan langkah-langkah atau proses yang terjadi pada sistem yang sedang dirancang untuk dikembangkan. Dengan memakai model DFD aliran atau arus data dapat terdeteksi dengan mudah. Pada penggunaan model DFD dimulai dari diagram konteks selanjutnya diagram berjenjang, diagram level 1 sampai pada diagram terperinci, hal tersebut dapat disesuaikan dengan kompleksitas SPK yang dikembangkan [12]. Adapun diagram konteks pada SPK yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Konteks Gambar 2. Diagram Menjelaskan aliran atau arus data didalam sistem SPK yang dirancang sebagai contoh Admin dapat menginputkan pada sistem bebera bentuk data misalnya data alternative, data kriteria, data bobot, dan data padi sehingga sistem akan mengirimkan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik ... 28 Jurnal Ilmiah SISFOTENIKAJuly201xIJCCS kembali hasil pengolahan data yang telah di inputkan oleh admin, baik itu berupa data yang di tampilkan di sistem maupun data yang dapat dicetak. b. Perancangan Basis Data Setelah pembuatan DFD selanjutnya mendesain rancangan basis data yang digunakan pada aplikasi SPK, adapun rancangan basis data Sistem pendukung keputusan Penentuan bibit padi terbaik menggunakan metode Gap Kompentesi dapat dilihat pada gambar 3. Rancangan Basis data SPK. Gambar 3. Rancangan Basis Data SPK Pada Gambar 3 menjelaskan terdapat lima tabel yang digunakan pada SPK ini diantaranya adalah tabel kriteria, alternatif, varietas_bibit_unggul, tabel admin dan tabel hasil. Terdapat tiga tabel yang berelasi yaitu tabel kriteria berelasi ke tabel alternative dengan Id_kriteria pada tabel kriteria sebagai Primary Key PK dan id_kriteria pada tabel alternatif sebagai foreign key FK. Tabel varietas_bibit_unggul berelasi ke tabel alternatif dengan id_varietas_bibit sebagai primary key PK pada tabel varietas_bibit_unggul dan id_varietas pada tabel alternatif sebagai foreign key FK. Sedangkan tabel admin dan tabel hasil berdiri sendiri dan tidak berelasi ke tabel lainnya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hal yang paling penting dalam keberhasilan panen adalah menggunakan bibit yang baik dalam bercocok tanaman, itu dapat berdampak positif terhadap hasil panen karena dengan menggunakan bibit yang baik dapat mengurangi potensi tanaman terserang hama, panen dapat meningkat sampai dengan rata-rata 11 ton dalam satu hektar lahan, batas tanam juga dapat dilakukan beberapa kali, serta baik ditanam pada kondisi rata-rata pH tanah. Hal tersebut tentu sangat diharapkan oleh setiap petani akan tetapi permasalahan yang terjadi dilapangan ialah hanya sebaian kecil petani yang dapat menentukan jenis padi yang cocok ditanam. Sistem pendukung keputusan dirancang agar dapat membantu seorang user untuk mengambil sebuah tindakan yang bermanfaat, sistem pendukung keputusan yang dirancang menggunakan metode Gap Kompetensi dengan memasukkan beberapa kriteria yang sering dijumpai dilapangan. Dengan demikian dengan adanya sistem pendukung keputusan ini diharapkan penentuan bibit yang baik tidak lagi menjadi hal yang sulit bagi petani. Dalam melakukan analisis pada penelitian ini menggunakan data serta fakta yang dijumpai dilapangan. I Elvis Pawan, Agung Jasuma, Achmad Yusron Arif, Kusrini JCCS ISSN 1978- implie Vol. 10, No. 1, Januari 2020 29 Daftar Varietas Bibit Data varietas bibit padi yang telah diperoleh dan digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 varietas bibit. Tabel 1. Varietas Bibit Varietas inbrida keluaran tahun 2016, rasanya enak dan pulen luar biasa, kerontokannya pun mudah sekali. Potensi hasilnya mencapai 7,11 ton Sertani 13 merupakan jenis padi dari MSP. Popularitasnya begitu meluas dari Sabang sampai Merauke. Sertani 13 adalah jenis terbaik yaitu 13A, 13B, dan 13C. Padi hibrida merupakan unggulan berkualitas,Keunggulan utamanya adalah bobot tiap gabah yang tinggi dengan hasil > 8 ton / ha. Padi padjadjaran ialah varietas keluaran 2018. Padi ini menjadi padi dengan hasil tertinggi untuk varietas yang dikembangkan pemerintah selama ini. potensi produktivitas 11 ton / ha, dengan rata-rata hasil 7,8 ton / ha. Kabir 07 adalah galur lokal rata-rata diatas 8 ton / hektar. Varietas ini mempunyai gelar GSR Green Super Rice ini mampu memproduksi sampai 10 ton/ha. Mempunyai hasil hingga 400 bulir / malai menjadikan jenis padi ini bisa menghasilkan rata-rata diatas 8 ton / hektar dan potensi 11 ton. Selain usianya pendek hanya 90 harian m400 lebih mudah dalam hal perawatan. Padi ini merupakan hasil penelitian ahli Pertaian Bogor ini mempunyai potensi hasil di kisaran 10 ton lebih dengan rata-rata hasil 7 ton/ha. Tinggi tanaman padi ini hampir 2 meter, banyak orang yang menyukainya karena hasilnya yang banyak. Dalam satu malai dapat mencapai 600 bulir. Potensi hasilnya pun sangat lumayan hingga 12 ton dengan rata-rata hasil mencapai 8,5 ton / hektar. Padi satu ini sangat mudah perawatannya dan lebih tahan penyakit. Pada tabel 1 varietas padi yang digunakan untuk merancang sistem ini sebanya sepuluh jenis yaitu Inpasari 42 GSR, Sertani 13, Mapan P-05, Padjadjaran, Kabir 07, Inpari 43 GSR, M400, IPB 3S, PIM 1, Kalimasada. Jenis bibit padi tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Alternative Pada penelitian ini memiliki nilai alternative pada setiap varietas atau jenis padi adapun nilai alternative dapat dilihat pada tabel 2 tabel alternative. Tabel 2. Tabel Alternative Ketahanan terhadap penyakit >8 ton/ hektar &2 jenis penyakit Kualitas sangat buruk jika ditanam lebih dari 1x Pada tabel merupakan nilai alternative yang dimiliki oleh jenis varieras padi sebagai contoh Inpasari 42 GSR memiliki alternative yaitu lebih besar dari 8 ton/ha, kurang tahan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik ... 30 Jurnal Ilmiah SISFOTENIKAJuly201xIJCCS terhadap penyakit, harga bibit dibawah 30 ribu/ kg, kualitas buruk jika ditanam lebih dari satukali, dan tumbuh di lahan yang memiliki pH 6. Bobot Kriteria Dalam meracang sistem pendukung keputusan menggunakan metode Gap Kompetensi menggunakan beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan bibit terbaik dan sesuai dengan lahan ataupun kebutuhan tanam. Adapun kriteria yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3 Bobot. Tabel 3. Bobot Kriteria >8 ton/ hektar dan 2 jenis penyakit Kualitas sangat buruk jika ditanam lebih dari 1 kali Kualitas kurang jika ditanam lebih dari 1 kali Kualitas tetap jika ditanam lebih dari 1 kali Dengan memperhatikan tabel 3 terdapat lima kriteria yang digunakan untuk menentukan bibit padi terbaik kriteria pertama adalah produktivitas padi, kedua ketahanan terhadap penyakit, ketiga harga bibit keempat batas tanam bibit dan kelima adalah kebutuhan bibit terhadap tanah. Untuk memperoleh nilai target maka pada setiap kriteria diberikan nilai sebagai contoh jika Produktivitas padi mencapai rata-rata lebih dari 10 ton perhektar maka nilai target yang diberikan adalah 3, sedangkan jika 8 sampai 10 ton perhektar diberikan nilai target adalah 2 dan jika lebih kecil dari 8 ton perhektar maka nilai target adalah 1. Mencari Selisih Alternative dengan Target Ideal Untuk mencari selisih nilai Gap menggunakan persamaan Gap = Profile Atribut −Profile Target, sebagai contoh jika user memilih kriteria ketahanan terhadap penyakit dan harga bibit sebagai prioritas dalam menentukan varietas bibit, dengan nilai prioritas sebanyak 70 % dan kriteria lainnya mendapat nilai sebanyak 30% hal tersebut di ilustrasikan pada tabel 4 Target Ideal Tabel 4. Target Ideal >8 ton/ hektar dan =30 rb per KG Kualitas tetap jika ditanam lebih dari 1x Pada tabel 4 merupakan ilustrasi antara kriteria yang tersedia, kebutuhan user serta nilai pada setiap kriteria. Kriteria prioritas adalah ketahanan terhadap penyakit dengan kebutuhan user varietas bibit tahan terhadap penyakit kurang dari dua, sehingga dengan kriteria tersebut diberikan nilai = 2, kriteria prioritas lainnya adalah harga bibit dengan harga minimal 30 rb/kg dan maksimal harga kurang dari 60 rb/kg sehingga kriteria tersebut diberikan nilai =2, dari kedua kriteria tersebut diberikan nilai prioritas sebesar 70% sedangkan kriteria lainnya diberikan nilai prioritas 30%. I Elvis Pawan, Agung Jasuma, Achmad Yusron Arif, Kusrini JCCS ISSN 1978- implie Vol. 10, No. 1, Januari 2020 31 Selisih Nilai Gap Selisih yang diperoleh menggunakan rumus Gap = Profile Atribut −Profile Target dapat dilihat pada tabel 5 Selih Nilai Gap. Tabel 5. Selisih Nilai Gap Ketahanan terhadap Penyakit Setelah mengetahui selisih nilai, selisih tersebut dikonvesi menjadi nilai baru dengan ketentuan jika 0 maka nilai baru = 3, jika 1 maka nilai baru = 2,5, jika -1 maka nilai baru = 2, jika 2 maka nilai baru = 1,5 dan jika selisih nilai -2 maka nilai baru = 1. Nilai Baru Hasil konversi dari tabel selisih nilai Gap pada tabel diperoleh nilai baru seperti pada tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Nilai Baru Ketahanan terhadap Penyakit Pada tabel 6 merupakan nilai baru yang bermanfaat untuk menghitung nilai core factor dan secondary factor sebagai contoh varietas padi Inpasari 42 GSR memiliki 5 kriteria dengan nilai baru produksi padi/ hektar = 3, ketahanan terhadap penyakit = 3, harga bibit =2,5, batas tanam bibit=3 dan kebutuhan tanah sebesar 3. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Hasil nilai baru yang terdapat pada tabel 6 selanjutnya dilakukan perhitungan mencari nilai core factor dan Secondary Factor, untuk memperoleh hasil rangking atau rekomendasi bibiy yang terpilih sebagai prioritas dalam memilih bibit. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 7 Hasil Rangking Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik ... 32 Jurnal Ilmiah SISFOTENIKAJuly201xIJCCS Tabel 7. Hasil Rangking Pada table 7 merupakan rekomendasi atau wisdom yang dihasilkan dari sistem pendukung keputusan yang telah dirancang, dengan memilih kriteria ketahanan terhadap penyakit dan harga bibit, sebagai kriteria prioritas dan diberikan nilai prioritas sebesar 70%, sedangkan kriteria lainnya diberikan nilai prioritas sebesar 30%. Dengan mengikuti aturan Gap kompetensi maka sistem pendukung keputusan memberikan 3 jenis varietas padi yang bisa ditanam, rekomendasi pertama adalah jenis bibit Kalimasada, rekomendasi kedua jenis Inpasari 42 GSR, dan rekomendasi ketiga adalah Mapan P-05. User Interface Untuk memanfaatkan sistem yang telah dibuat diawali dengan menentukan nilai target yang dapat dibuat atau diinput melalui modul menentukan target ideal seperti pada gambar 4. Gambar 4. Modul Menetukan Target Ideal Pada gambar 4 user dapat memilih kriteria yang sesuai kebutuhan untuk menjadi CFcore factor dan SF Secondary Factor, selain itu user akan diminta mengisikan bobot CF berupa besaran presentasi nilai yang akan diambil untuk core factor atau kriteria utama, sedangkan bobot SF akan otomatis terisi dengan nilai 100 dikurang bobot CF. Data yang telah di inputkan akan di proses mengikuti aturan gap kompetensi dan selanjutnya diperoleh rekomendasi dari SPK, seperti pada gambar 5. I Elvis Pawan, Agung Jasuma, Achmad Yusron Arif, Kusrini JCCS ISSN 1978- implie Vol. 10, No. 1, Januari 2020 33 Gambar 5. Hasil Rekomendasi Wisdom Pada gambar 5 menampilkan 3 varietas bibit padi terbaik beserta detail informasi pada masing-masing varietas bibit padi tersebut. Tiga varietas padi tersebut yang akan dijadikan rekomendasi varietas bibit yang sebaiknya di tanam. Pengujian Pengujian sistem bertujuan untuk mengetahui sistem pendukung keputusan dapat be-kerja sesuai dengan tujuan perancangan. a. Black Box Testing Black box testing merupakan suatu metode pengujian perangkat lunak, melalui pengamatan terhadap hasil eksekusi melalui data uji serta memperhatikan fungsionalitas aplikasi perangkat lunak. Pada tabel 8 Hasil uji coba menggunakan metode black box testing pada sistem pendukung keputusan yang telah dirancang. Tabel 8. Black Box Testing Pada Form Login memasukkan user name dan password sesuai dengan data yang terdapat pada database Login Sukses dan menuju pada form menu utama Form login di isi user name dan password yang tidak terdapat pada database Terdapat pemberitahuan username atau password salah dan tetap berada pada laman login Pada Sistem dapat dilakukan input dan menampilkan varietas padi Sistem dapat menyimpan dan me-nam¬pil¬kan data varietas padi Memasukkan atau memilih kri-teria dan memberikan nilai pri-oritas sesuai dengan keinginan user Sistem dapat menampilkan reko-mendasi jenis atau varietas padi yang akan ditanam Menekan tombol proses sebelum nilai prioritas di isikan Menampilkan pemberitahuan untuk mengisi nilai prioritas terlebih dahulu Menampilkan 3 rekomendasi varietas padi dengan nilai tertinggi Menampilkan 3 data varietas padi yang memiliki nilai akhir tertinggi Pada tabel 8 memperlihatkan pengujian yang telah dilakukan terhadap prototype sistem pendukung keputusan yang telah dibuat. Pada masing-masing modul dilakukan pengujian berdasarkan kebutuhan fungsional, meskipun semua modul telah diuji akan tetapi hanya ditampilkan beberapa tindakan yang dilakukan pada modul yang dijadikan sebagai contoh, dan semua mendapatkan hasil yang valid atau sukses. b. Pengujian Output Setelah pembuatan prototype sistem pendukung keputusan selanjutnya dilakukan pengujian terhadap output software. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan data kriteria Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik ... 34 Jurnal Ilmiah SISFOTENIKAJuly201xIJCCS pada secara manual pada microsoft excel selanjutnya data yang sama di input pada sistem pendukung keputusan, apabila perhitungan manual dan perhitungan melalui sistem memiliki kesamaan maka pengujian berhasil, sebaliknya apabila berbeda maka pengujian gagal. Untuk memperjelas hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini. Tabel 9 Pengujian Output Core Factor 70 % Bibit 2. Ketahanan Terhadap Penyakit Secondary Factor 1. Produksi Padi 2. Batas Tanam 3. Kebutuhan Tanah 1. Kalimasada 2. Inpasari 42 GSR 3. Mapan P-05 2. Inpasari 42 GSR 3. Mapan P-05 Core Factor 60 % 1. Harga Bibit 2. Batas Tanam 3. Kebutuhan tanah Secondary Factor 1. Produksi Padi 2. Ketahanan Terhadap Penyakit 1. Kalimasada 2. Inpasari 42 GSR 3. Inpari 43 1. Kalimasada 2. Inpasari 42 GSR 3. Inpari 43 GSR Core Factor 65 % 1. Harga Bibit 2. Produksi Padi Secondary Factor 1. Batas Tanam 2. Ketahanan Terhadap Penyakit 3. Kebutuhan Tanah 42 2. Kalimasada 1. Inpasari 42 GSR 2. Kalimasada 3. Inpari 43 GSR Pada tabel 9 merupakan hasil pengujian output antara sistem dan perhitungan manual sebagai contoh pada kasus pertama harga bibit dan ketahanan terhadap penyakit menjadi core factor dan produksi padi, batas tanam, serta kebutuhan tanah mencadi secondary factor, antara perhitungan manual dan sistem memiliki output yang sama sehingga pengujian dinyatakan berhasil. c. Pengujian User Acceptence Test Pengujian dengan dimaksudkan dapat memberikan gambaran apakah sistem pendukung keputusan ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, dan dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik. Pengujian user acceptance test dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Pengujian User Acceptence Tes I Elvis Pawan, Agung Jasuma, Achmad Yusron Arif, Kusrini JCCS ISSN 1978- implie Vol. 10, No. 1, Januari 2020 35 Pada gambar 6 merupakan pengujian yang dilakukan terdahap lima orang responden yang bertugas sebagai administrator, jawaban yang diperoleh sebanyak 78% menjawab sangat benar SB dan 14 % menjawab benar B, 6% netral N, 2 % kurang benar KB dan 0% menjawab tidak benar TB. 4. KESIMPULAN Dari penelitian ini peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut a. Sistem pendukung keputusan menggunakan metode gap kompetensi dapat memeberikan rekomendasi jenis atau varietas yang cocok ditanam berdasarkan kriteria yang di inputkan pada sistem. b. Berdasarkan kriteria batas tanam dan harga bibit dengan nilai prioritas sebanyak 70% dan kriteria lain mendapat nilai prioritas sebanya 30% maka SPK memberikan tiga jenis padi yang cocok untuk ditanam, diantaranya Jenis kalimasada, Inpasari 42 GSR dan Mapan P-05. 5. SARAN Pada penelitian ini penulis menyarankan beberapa hal kepada peneliti selanjutnya diantaranya sebagai berikut a. Untuk mengetahui akurasi dari metode gap kompetensi sebaiknya dilakukan penelitian dengan membandingkan beberapa metode, dan menggabungkan SPK dengan sistem pakar. b. Dalam penelitian selanjutnya sabaiknya aplikasi dibuat dengan berbasis website atau android agar dapat di akses oleh banyak pihak yang membutuhkan. DAFTAR PUSTAKA [1] N. F. Mayalibit, Suwarto, E. Rusdiyana, and A. Wijianto, “Rice Farmers Attitude To Superior Certified Seeds,” J. Sustain. Agric., vol. 2, no. 2, pp. 116–125, 2017. [2] A. Praba et al., “Klasifikasi Prioritas Distrik Terhadap Ketahanan Pangan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan,” Telematika, vol. 11, no. 2, pp. 1–11, 2018. [3] D. Kurniawan, “Design Of Selection Decision Support System Of Superior Rice Breed Using Ahp Method,” Konf. Mhs. Sist. Inf., no. 09, 2005. [4] Y. A. Prasetio, “Selected Decision Support System Of Superior Rice Breed Using Simple Additive Weight Saw Method,” Simki-Techsain, vol. 02, no. 06, pp. 1–10, 2018. [5] M. Rendra, H. Roisdiansyah, A. W. Widodo, and N. Hidayat, “Decision Support System for the Selection of Planting Rice Superior Varieties Using AHP and TOPSIS Methods,” Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 1, no. 10, pp. 1058–1065, 2017. [6] F. Frieyadie, “Use Of The Profile Matching Method For The Decision Support System Of Increasing Position In Government Institutions,” Paradigma, vol. XVIII, no. March, pp. 75–80, 2016. [7] R. Astriratma, R. Wardoyo, and A. Musdholifah, “SPK Selection Recommendations for Structural Officials Using the Profile Matching Method Case Study Tarakan City Government,” IJCCS, vol. 11, no. 1, pp. 77–88, 2017. [8] T. Susilowati, E. Y. Anggraeni, W. Andewi, Y. Handayani, and A. Maseleno, “Using Profile Matching Method to Employee Position Movement,” Int. J. Pure Appl. Math., vol. 118, no. 7, pp. 415–423, 2018. [9] R. M. Wibowo, A. E. Permanasari, and I. Hidayah, “Decision Support Systems With Profile Matching Method In Selection Of Achievement Marketing Officer At Bri Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Bibit Padi Terbaik ... 36 Jurnal Ilmiah SISFOTENIKAJuly201xIJCCS Katamso Yogyakarta,” Int. Conf. Sci. Technol. Humanit., pp. 115–124, 2015. [10] K. Nisa and E. Sutinah, “Profile Matching for Server and Network Maintenance Vendor Selection Decision Support Systems,” J. Inform., vol. 5, no. 2, pp. 262–269, 2018. [11] Kusrini, Concept and Application of Decision Support Systems. Yogyakarta Andi Offset, 2007. [12] David, “Application of Forward Chaining in Expert Systems for Diagnosing Corn Pests and Plant Diseases,” Semin. Nas. Inform., 2014. ... Metode GAP merupakan salah satu metode dalam sistem pendukung keputusan yang membandingkan proses kompetensi individu ke dalam kompetensi jabatan dan mengetahui perbedaan dari kompetensi tersebut [5]. Metode GAP kompetensi mampu memberikan rekomendasi untuk pemilihan jenis atau varietas bibit padi yang cocok untuk ditanam dengan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan [6]. Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem penunjang keputusan dengan menerapkan metode GAP sehingga dapat membantu memberikan rekomendasi bibit padi unggul. ...... Beberapa penelitian mengenai pemilihan bibit unggul telah dilakukan seperti penelitian [6] [9]. Sistem Pendukung Keputusan dengan menerapkan metode TOPSIS untuk menentukan varietas padi yang sesuai agar dapat meningkatkan produksi padi. ...Pemilihan bibit padi merupakan langkah awal dari budidaya tanaman padi. Pemilihan bibit perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil panen yang baik. Petani di Desa Soropadan sering mengalami kesulitan dalam menentukan bibit padi yang akan digunakan. Sistem pendukung keputusan dapat menjadi salah satu solusi untuk permasalahan pemilihan bibit padi. Jenis bibit padi dapat dipilih berdasarkan aspek dan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan yaitu tinggi tanaman, kerontokan, harga bibit, umur tanaman, bentuk tanaman, bentuk gabah, kadar amilosa, dan kerebahan. Metode GAP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan dengan mencari gap antar kriteria. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang suatu sistem penunjang keputusan dengan menerapkan metode GAP sehingga dapat membantu memberikan rekomendasi bibit padi unggul. Hasil dari penelitian yaitu Metode GAP berhasil diimplementasikan ke dalam bentuk sistem penunjang keputusan berbasis website dan menampilkan perankingan bibit padi serta memberikan rekomendasi bibit padi terbaik. Blackbox testing digunakan untuk menguji sistem dan mendapatkan hasil sistem berjalan sesuai dengan perancangan.... Penelitian mengenai pemilihan varietas jagung berdasarkan kesesuaian lahan. Penelitian ini menggunakan metode profile matching yang dapat memberikan rekomendasi berdasarkan variabel kesesuaian lahan dengan varietas bibit jagung [7]. Berdasarkan pengujian sistem menunjukkan bahwa fitur pada sistem sudah berjalan dengan baik dan layak untuk dijadikan sebagai penunjang keputusan dalam pemilihan varietas jagung dengan tingkat akurasi sebesar 93,33% [8]. ...Ardin Natalius HarefaFricles Ariwisa SianturiPT. Asri Jaya had difficulty in selecting the best rubber plant seeds, both for direct planting in the plantations and recommending them to be marketed to rubber plantation companies, because the types of rubber plant seeds in the company had many varieties and varied as well as different ages of seeds. -different such as BPM seeds, IRR seeds, IRC, rubber frame seeds, GT Gondang Tapen, PB seeds Prang Besar, and so on. The alternatives used in this research are types of rubber plant seeds, namely BPM seeds Balai/Pusat Perkebunan Medan, IRR Indonesian Rubber Research rubber seeds, IRC rubber seeds Institute Research of Ceylon, frame rubber seeds, GT rubber seeds Gondang Tapen and PB Prang Besar rubber seedlings. The criteria used in this study were umbrella shape, petiole position, petiole shape, leaf color, leaf shape, leaf bone, leaf thickness, stem height, and seedling age. which is built using the programming language used in making the system is PHP with MySQL database. To calculate the total value, it must first determine the percentage of core factore and secondary factore. In this case the core factore is determined with a percentage value of 60% considering the main factor is an the most dominant aspect or criteria for assessing the selection of rubber plant seeds, the percentage value is greater than the pe value the percentage for the secondary factor is 40%.Khoirun NisaEntin SutinahAbstrak Memilih pemasok yang tepat atau vendor diantara pemasok yang ada adalah isu penting bagi top manajemen. Proses penentuan vendor pada PT. Gema Graha Sarana dilakukan secara manual, yang diawali dengan pengumpulan informasi melalui presentasi dari setiap calon vendor. Setelah itu dilakukan rapat pimpinan untuk membahas tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing vendor. Rapat pimpinan perusahaan menggunakan sistem votting sehingga cara tersebut dinilai masih kurang objektif dan tidak menutup kemungkinan penilaian dilakukan secara subjektif. Saat ini sudah berkembang pesat teknologi dalam segala bidang salah satunya teknologi dalam penentuan pengambilan keputusan, oleh karena itu untuk membantu dalam pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan sebuah pendekatan dengan menggunakan sebuah metode sistem pendukung keputusan salah satu nya dengan menggunakan metode Profile Matching dengan tahapan yaitu menentukan kriteria, perhitungan pemetaan gap, melakukan pembobotan, perhitungan core factor dan secondary factor, perhitungan nilai total, dan perhitungan untuk menentukan dari penelitian ini adalah menentukan vendor yang cocok agar mampu menyediakan layanan jasa maintenance server dan jaringan sesuai kebutuhan. Sehingga dari tahapan-tahapan tersebut diperoleh sebuah hasil keputusan untuk memilih vendor yang akan diajak kerja sama dalam melakukan pekerjaan maintenance server dan jaringan dengan memilih PT. Nusa Network Prakarsa. Kata Kunci Pemilihan Vendor, Profile Matching, Sistem Pendukung Keputusan. Abstract Selecting the right supplier or vendor among existing suppliers is an important issue for top management. The process of determining vendor at PT. GemaGrahaSarana, Tbk is done manually, which begins with the collection of information through the presentation of each potential vendor. After that conducted a leadership meeting to discuss the advantages and disadvantages of each vendor. Company leadership meeting using the voting system so that way is considered still less objective and did not rule out the assessment is done subjectively. Nowadays, technology has been developed in all fields, one of them is technology in determining decision making, therefore to assist in solving the problem it is necessary to do an approach by using a method of decision support system of one of them by using method matching profile with stages that is Determining Criteria , Gap Mapping Calculation, Weighting, Calculation of Core Factor and Secondary Factor, Total Value Period, and Calculation for Determining Ranking. The purpose of this research is to determine the suitable vendors to be able to provide server and network maintenance services as needed. So from these stages obtained a decision to select a vendor who will be invited to work together in doing maintenance work server and network by choosing PT. Nusa Network Prakarsa. Keywords Vendor Selection, Profile Matching, Decision Support SusilowatiElisabet Yunaeti AnggraeniWidi Fauzi Andino MaselenoMutation position of employee inter-services at Tanggamus District is a common thing in the work environment, but until now the stakeholders find it difficult to determine who will be moved or transferred to place a new work for performance of every employee, not all the documentation properly. Therefore, an effort is needed to improve the performance and career civil service with the support of a decision supports system which is one implementation of information technology development. In stepping up the promotion of the career civil servant and filling vacancies for positions that match your criteria, use of the method of profile matching with the criteria used in decision support systems transfer of duties of employees are intellectual and working attitude. In the intellectual criteria consist of several sub-The result of this research is to produce a sequence ranking of prospective employees who have a good performance that has been selected, and the output of the application can help decision makers Decission maker to choose an alternative transfer of duties or mutation office employee who is at the District of Tanggamus in order to increase in employment and a better performance in the work place new again. This method is expected to Profile Matching really can help the District of Tanggamus for structuring positions in the Civil Service departments agencies that required based on predetermined Farmers Attitude To Superior Certified SeedsN F MayalibitE SuwartoA RusdiyanaWijiantoN. F. Mayalibit, Suwarto, E. Rusdiyana, and A. Wijianto, "Rice Farmers Attitude To Superior Certified Seeds," J. Sustain. Agric., vol. 2, no. 2, pp. 116-125, PrabaA. Praba et al., "Klasifikasi Prioritas Distrik Terhadap Ketahanan Pangan Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan," Telematika, vol. 11, no. 2, pp. 1-11, Of Selection Decision Support System Of Superior Rice Breed Using Ahp MethodD KurniawanD. Kurniawan, "Design Of Selection Decision Support System Of Superior Rice Breed Using Ahp Method," Konf. Mhs. Sist. Inf., no. 09, Decision Support System Of Superior Rice Breed Using Simple Additive Weight Saw MethodY A PrasetioY. A. Prasetio, "Selected Decision Support System Of Superior Rice Breed Using Simple Additive Weight Saw Method," Simki-Techsain, vol. 02, no. 06, pp. 1-10, Support System for the Selection of Planting Rice Superior Varieties Using AHP and TOPSIS MethodsM RendraH RoisdiansyahA W WidodoN HidayatM. Rendra, H. Roisdiansyah, A. W. Widodo, and N. Hidayat, "Decision Support System for the Selection of Planting Rice Superior Varieties Using AHP and TOPSIS Methods," Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 1, no. 10, pp. 1058-1065, Of The Profile Matching Method For The Decision Support System Of Increasing Position In Government InstitutionsF FrieyadieF. Frieyadie, "Use Of The Profile Matching Method For The Decision Support System Of Increasing Position In Government Institutions," Paradigma, vol. XVIII, no. March, pp. 75-80, Selection Recommendations for Structural Officials Using the Profile Matching Method Case Study Tarakan City GovernmentR AstriratmaR WardoyoA MusdholifahR. Astriratma, R. Wardoyo, and A. Musdholifah, "SPK Selection Recommendations for Structural Officials Using the Profile Matching Method Case Study Tarakan City Government," IJCCS, vol. 11, no. 1, pp. 77-88, Support Systems With Profile Matching Method In Selection Of Achievement Marketing Officer At Bri Katamso YogyakartaR M WibowoA E PermanasariI HidayahR. M. Wibowo, A. E. Permanasari, and I. Hidayah, "Decision Support Systems With Profile Matching Method In Selection Of Achievement Marketing Officer At Bri Katamso Yogyakarta," Int. Conf. Sci. Technol. Humanit., pp. 115-124, 2015.