Kemudian, pembuatan gambar produksi dilakukan dengan cara melakukan breakdown kapal dari model 3d. Maka dari itu diperlukan model 3 Dimensi dari kapal yang akan dibuat. Gambar 3. menggambarkan alur proses pembuatan gambar produksi kapal dengan menggunakan aplikasi berbasis 3d. Pebuatan gambar produksi dilakukan dengan melakukan Gambar 3. Kamisarankan Anda mencoba meniru penyiapan pada gambar di bawah. 5. Sekarang, setiap kali golem besi muncul di dalam aliran air, ia akan didorong ke arah lava. Di sana, perlahan-lahan akan lenyap dan menjatuhkan batangan besi. 6. Untuk mengumpulkan batangan besi, Anda dapat memeriksa hopper yang kami tempatkan di platform atas. banjir dasar dasar gambar teknik semua tentang teknik, gambar teknis perencanaan drainase slideshare net, bab 11 contoh perencanaan dan pembangunan ipal domestik, nawar syarif panduan dalam perencanaan jembatan, tahapan tahapan pada pekerjaan konstruksi perencanaan, contoh kerangka acuan kerja kak perencanaan pembangunan, CaraPeriksa Kad Pengenalan; Popular. Di bawah Seksyen 5, Akta Suruhanjaya Perkhidmatan 1957, seseorang pemohon yang memberi maklumat palsu atau mengelirukan jika disabitkan kesalahan boleh dihukum penjara 2 tahun atau denda RM2000 (Dua Ribu Ringgit Malaysia) atau kedua-duanya sekali. Portal Rasmi Kementerian Dalam Negeri, KDN, MOHA. nwh7. Setelah proses design sketching selesai, berikutnya membuat rancangan model busana yang digambar lengkap bagian tampak muka, tampak belakang, diberi warna dan keterangan detail. Gambar 8. Presentation Drawing Tampak Depan Gambar 9. Presentation Drawing Tampak Belakang Kancing kait terdapat pada sisi krah kiri sampai pada bahu kiri Hiasan ritsliting dan halon juga tampak pada krah bagian belakang juga Anyaman tunggal juga diulang pada bagian belakang Panjang anyaman melebihi tinggi belahan rok Terdapat belahan pada rok suai e. Desain Hiasan Desain hiasan adalah desain yang memperindah permukaan desain strukturnya. Desain hiasan yang digunakan dalam busana pesta malam ini adalah manik-manik berupa halon dan ritsliting. Hiasan kepala menggunakan miniatur rel kereta api yang dilekatkan pada bandana dan diberi warna cat semprot. Berikut adalah hiasan pada busana pesta malam dan hiasan kepala 1. Proses Pembuatan Busana Dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api ini harus melalui beberapa tahapan, diantaranya a. Persiapan Untuk memproduksi suatu busana, diperlukan beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api, antara lain 1 Pembuatan Gambar Kerja Gambar kerja merupakan gambar desain yang dilengkapi dengan ukuran-ukuran desain busana yang akan digunakan bagian perbagian. Tujuan dari pembuatan gambar kerja adalah untuk mempermudah mengetahui lebih detail bagian-bagian busana yang dibuat sehingga akan menghasilkan busana yang bermutu tinggi. Gambar kerja sediri terdiri dari gambar kerja busana, gambar kerja hiasan busana, dan gambar kerja pelengkap busana. Berikut adalah gambar kerja tersebut Gambar 12. Gambar Kerja Busana Tampak Depan 5 cm 28 cm 26 cm 124 cm 102 cm 1,5 cm Gambar 13. Gambar Kerja Busana Tampak Belakang 5 cm 120 cm 1,5 cm 113 cm 50 cm 26 cm 2 Pengambilan Ukuran Pengambilan ukuran dilakukan agar busana yang akan dikenakan sesuai dengan tubuh si pemakai dan dikenakan akan nyaman. Selain itu ukuran juga diperlukan untuk peletakan hiasan maupun pembuatan garis pengambilan ukuran haruslah tepat dan cermat sesuai dengan ukuran model atau si yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api. Pengambilan ukuran dilakukan bersama-sama dengan dua mahasiswa lain yang menggunakan model yang sama. Ukuran yang diambil atau dibutuhkan untuk pembuatan busana adalah a Lingkar Badan I 82 cm b Lingkar Pinggang 65 cm c Lingkar Leher 35 cm d Lebar Muka 30 cm e Panjang Muka 32 cm f Tinggi Dada 16 cm g Lebar Dada 15 cm h Lebar Punggung 32 cm i Panjang Punggung 36 cm j Lebar Bahu 11 cm k Panjang Sisi 21 cm l Lingkar Kerung Lengan 39 cm m Tinggi Panggul 18 cm n Lingkar Panggul 90 cm o Panjang Crop Top muka 28 cm p Panjang Crop Top belakang 120 cm q Panjang Rok sampai mata kaki 102 cm r Tinggi Belahan 50 cm 3 Pembuatan Pola Busana Dalam pembuatan pola busana harus disesuaikan dengan desain busana. Saat proses pembuatan pola ketelitian dan kecermatan sangatlah diutamakan karena saat pembuatan pola merupan kunci untuk memperoleh busana yang baik dan sesuai dengan tubuh si pemakai atau model. Sistem pembuatan pola yang digunakan pada pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api adalah menggunakan sistem pola So En So-Engineer. a Pola Dasar Badan Pada pembuatan busana pesta malam ini menggunkan pola dasar sistem SoEn dengan skala 18 yang dimulai dari pembuatan pola dasar kemudian dilanjutkan dengan pecah pola dan mengubah pola sesuai model busana yang akan dibuat. Berikut ini adalah cara pembuatan pola dasarnya Pola Dasar Badan Skala 18 Gambar 14. Pola Dasar Badan Sistem SoEn Keterangan Pola Bagian Depan TM A – B = D - E = ¼ Lingkar Badan +1cm A - D = B-E = Panjang Punggung + 1 ½ cm A - a = 1/6 Lingkar leher + ½ cm A - a2 = 1/6 Lingkar Leher + 1 cm A - G = ½ Tinggi Punggung + 1 ½ cm G - D = ½ Panjang Punggung B - b1 = Turun 4cm A1 - b2 = Lebar Bahu a2 - a3 = a3-G = ½ a2 –G D – M = Tinggi Puncak M - m1 = ½ Jarak Dada M1- d4 = turun 2cm D – O = turun 3 cm d1d2 = d2-d3 = 1,5 kupnat 3cm O-d2 + d –e1 = ¼ Lingkar Pinggang + 1cm Hubungkan semua garis Keterangan Pola Bagian Belakang A – C = D-F = ½ Lingkar Badan B – C = E- F = ¼ Lingkar Badan – 1cm F - c2 = Panjang Punggung c2 – C = naik 1,5cm C - c1 = 1/6 Lingkar Leher A-a1 c1 - b3 = Lingkar Bahu K - k1 = ½ Lebar Punggung I – J = 8cm J - j1 = 5cm N-n1 + N-n2 = 3cm F – n1 + n2- e2 = ¼ Lingkar Pinggang – 1cm b Pola Dasar Rok Pola dasar Rok Skala 18 Gambar 15. Pola Dasar Rok Keterangan Pola Bagian Muka A – B = 2 cm B – C = Tinggi Panggul B – D = Panjang Rok Muka A – E = ¼ Lingkar Pinggang + 1cm + 3cm untuk lipit kup C – F = ¼ Lingkar Panggul + 1cm D – G = C-F E-f-G = Panjang Rok Sisi Keterangan Pola Bagian Belakang A – B = 2 cm B – C = Tinggi Panggul B – D = Panjang Rok Belakang A – E = ¼ Lingkar Pinggang – 1 cm + 3 cm untuk lipit kup D – G = C-F E-F-G Panjang Sisi B – J = 1/10 Lingkar Pinggang J – K = 3 cm lipit kup Titik L letak 5 cm diatas panggul tarik garis J-L dan K-L menjadi kup. Garis pinggang, garis bawah digambar seperti rok muka. c Pecah Pola Gambar 16. Pecah Pola Badan Gambar 17. Pecah Pola Rok d Mengubah Pola Gambar 18. Pecah Pola Crop Top Gambar 19. Pecah Pola Rok Suai e Rancangan Bahan 4 Perancangan Bahan Merancang bahan adalah meletakkan pola busana dalam ukuran skala tertentu pada kertas payung yang disesuaikan dengan lebar kain dan peletakanyanya sesuai dengan arah serat kain tersebut. Tujuan dari merancang bahan adalah untuk mengetahui seberapa banyak bahan yang diperlukan untuk suatu model basana yang akan dibuat dan selain itu untuk meminimalkan biaya yang diperlukan di dalam pembuatan busana. Berikut cara merancang bahan yaitu a Menyiapkan pola dan kertas payung dengan ukuran skala yang dibuat pada pembuatan pola awal yaitu skala 18 b Meletakkan pola di atas kertas payung dan menghitung banyaknya bahan yang diperlukan untuk tiap pola lengkap dengan kampuh dan kelimnya. c Mengukur berapa banyaknya bahan yang diperlukan. Dalam proses merancang bahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah a Saat peletakan pola pada bahan harus diperhatikan arah serat kain disesuaikan dengan arah serat pada pola. b Dalam meletakan pola pada kain diatur sedemikian rupa agar dapat menghemat kain, dimulai dengan meletakan pola paling besar kemudian sedang dan paling kecil. c Untuk bahan bermotif perlu diperhatikan arah motif, sedangkan bahan bertekstur perlu diperhatikan bagian baik dan buruk kain agar tidak terbalik. 5 Kalkulasi Harga Setelah merancang kebutuhan bahan langkah selajutnya adalah menentukan biaya yang dibutuhkan. Kalkulasi harga dibuat untuk mengetahui biaya kebutuhan dalam membuat suatu busana. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalkulasi harga yaitu a Mencantumkan nama bahan, banyaknya bahan yang digunakan, harga satuan, jumlah total dan harga total dari bahan-bahan yang dibutuhkan. b Nama bahan disesuaikan dengan jenis bahan apa yang digunakan misalnya bahan pokok, bahan tambahan, bahan pembantu, dan bahan hiasan. c Dalam menentukan jumlah harga, disesuaikan dengan banyaknya barang yang digunakan atau diperlukan. d Semua barang yang dibutuhkan harus tercatat agar perhitungan biaya dapat lebih tepat. Berikut ini biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api adalah Tabel 1. Kalkulasi Harga No Nama Bahan Spesifikasi Keperluan Harga Satuan Jumlah Harga Bahan Utama 1. Satin Bridal Lebar 150 cm 3,5 m Rp Rp 2. Satin Bridal Lebar 150 cm 1 m Rp Rp 3. Lurik Udan Liris Lebar 100 cm Per potong Rp Rp Bahan Tambahan 1. Satin Velvet Lebar 150 cm 2 m Rp Rp 2. Kain Lurik Lebar 100 cm Per potong Rp Rp 3. Kain Keras M10 Lebar 90 cm 2 m Rp Rp 4. Kain Viseline Lebar 100 cm 0,5 m Rp Rp Bahan Pembantu 1. Benang abu-abu Ekstra 1 buah Rp Rp 2. Benang biru tua Ekstra 1 buah Rp Rp 3. Benang biru muda Ekstra 1 buah Rp Rp 4. Ritsliting besi Per meter 3 m Rp Rp 5. Kancing kait Per bungkus 1 bungkus Rp Rp 6. Jarum Singer Per bungkus 1 bungkus Rp Rp 7. Jarum tangan Per bungkus 1 bungkus Rp Rp Bahan Tambahan Hiasan 1. Hiasan payet Rp Rp 2. Hiasan Kepala Rp Rp TOTAL HARGA Rp b. Pelaksanaan 1 Peletakan Pola pada Bahan Peletakan pola pada bahan merupakan langkah awal sebelum memotong. Pada saat peletalan pola busana pada kain, sebaiknya kain dilipat menjadi dua menjadi dua bagian dengan bagian baik berada di luar sedangkan bagian buruk di dalam selain itu perlu diperhatikan juga pecah polanya, proses ini dilakukan agar mempermudah saat pemberian tanda jahitan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat proses peletakan pola pada bahan diantaranya a Perhatikan tanda lipatan pada pola b Perhatikan arah serat saat meletakkan pola pada bahan c Peletakkan pola pada bahan yang mempunyai tekstur licin tetapi tebal sebaiknya disematkan dengan menggunakan jarum pentul agar tidak bergeser dan mempermudah saat pemberian tanda. d Arah serat bahan untuk bahan yang berkilau sebaiknya pola tidak dibolak-balik dan harus satu arah, karena jika peletakan pola bolak-balik akan menghasilkan kilau yang berbeda. e Lebar kampuh untuk seluruhnya adalah 1,5 cm - 2,5 cm, untuk kampuh kelim adalah 4 cm – 5 cm dan untuk kampuh ritsliting 2 cm. f Setelah semuanya selesai, potong bahan sesuai tanda pola dan perhatikan bayangan cermin jika ada. 2 Pemotongan Bahan dan Pemberian Tanda Jahitan Setelah proses peletakan pola di bahan, langkah selanjutnya adalah pemotongan saat proses pemotongan bahan harus memperhatikan arah serat pada kain, pemotongan dilakukan mulai bahan utama terlebih dahulu dari pola yang terbesar menggunakan gunting yang tajam agar tidak merusak serat. Setelah proses pemotongan bahan, langkah selanjutnya adalah pemberian tanda pola yaitu pada bagian sekeliling crop top bahan utama maupun bahan furing dengan kampuh 2 cm tetapi pada bagian kelim bawah adalah 4 cm. Untuk rok suai bahan utama maupun bahan furing bagian sekeliling tiap pola diberi kampuh 2 cm dan pada bagian kelim diberi kampuh 5 cm. Pada pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda ini penyusun menggunakan bahan utama yaitu satin bridal berwarna sonic silver, furing menggunakan bahan satin velvet berwarna serupa bahan utama dan furing pada bagian crop top adalah kain lurik berwarna biru bergaris hitam. Pemberian kain keras M10 hanya digunakan pada bahan utama satin bridal bagian crop top sekaligus pada bagian krah memberikan efek kaku dan tegas dan kain viseline pada bagian yang digunakan untuk belahan pada rok suai. 3 Penjelujuran Setelah kain dipotong dan diberi tanda selanjutnya melakukan proses penjelujuran sebelum memulai proses menjahit agar mempermudah dalam proses penyambungan pada bagian-bagian yang rumit misalnya pada garis lengkung yang tajam perlu ada tekniknya salah satunya dengan menjelujur. Selain itu proses menjelujur mempunyai beberapa keuntungan salah satunya adalah dapat menghindari kesalahan saat menjahit, dapat mengetahui jatuhnya bahan pada tubuh si pemakai, apakah sudah pas dan sesuai pada saat fiting I sehingga apabila ada kesalahan pada fiting I maka akan mudah dalam memperbaikinya. Sebelum melakukan proses penjelujuran, terlebih dahulu menyelesaikan membuat anyaman tunggal dengan cara melekatkan bahan di kain keras M10 pada tiap komponennya setelah tiap komponen dilapisi kain keras, sum tiap komponen anyaman pada bentangan kain keras sepenjang dan selebar anyaman yang telah ditentukan dan memberi kampuh 2 cm. Setelah anyaman selesai, melekatkan kain keras pada bahan utama dengam cara pressing yang dilakukan secara hati-hato karena apabila terburu-buru dan tidak tepat saat proses ini, akan membuat bahan menjadi menggelembung dan tidak rapi sehingga saat dilihat kilau dan bentuk akan berubah dan menjadi tidak seperti yang diharapkan. Setelah anyaman dan pelekatan kain keras pada bahan utama crop top selesai, berikut langkah-langkah penjelujuran dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda ini adalah a Penjelujuran Crop Top 1 Menjelujur sambungan bahan utama pada bagian tengah belakang. 2 Menjelujur sambungan bahan furing pada bagian sisi. 3 Menyambung bahu dengan cara menjelujur bahan utama dengan bahan utama dan bahan furing dengan bahan furing. 4 Menjelujur anyaman dengan bahan utama pada tengah belakang crop top. 5 Menjelujur kerung lengan dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 6 Menjelujur kelim bawah dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 7 Penjelujuran krah dilakukan dengan cara menjelujur komponen potongan krah dengan hiasan ritsliting. 8 Memasang krah dengan badan crop top dengan cara menggabungkan dan dijelujur. b Penjelujuran rok suai 1 Menjelujur tengah belakang bahan utama dan furing sampai batas tinggi belahan. 2 Menjelujur tengah belakang bahan utama dengan furing belum membuat belahan karena saat pembuatan belahan harus ada bahan furing yang digunting, jadi belum dilakukan pada proses penjelujuran. 3 Menjelujur anyaman tunggal dengan furing pada bagian atas. 4 Menjelujur anyaman tunggal dengan bahan utama yang memiliki lebar 2cm bagian kanan dan kiri anyaman. 5 Membuat stopper pada ritsliting besi dengan cara menjelujur. 6 Menggabungkan ritsliting dengan menjelujur bahan utama yang memiliki lebar 2 cm dengan bahan furing bagian kanan dan kiri bahan utama yang memiliki lebar 2 cm. Jelujur furing yang melekat pada anyaman tunggal dengan furing rok pada bagian pinggang. 7 Menjelujur sisi bahan utama dengan furing yang akan disatukan dengan ritsliting. 8 Menyambung sisi bahan utama depan dengan belakang, furing sisi depan dengan belakang. Penjelujuran dilakukan bagian sisi kanan dahulu baru bagian isi kiri atau sebaliknya. 9 Menggabungkan bahan utama dengan furing pada bagian kampuh pinggang dengan cara dijelujur. 10 Menjelujur kelim bawah rok suai dengan cara menggabungkan bahan utama dengan furing. 4 Evaluasi Proses I Fitting I Tabel 02. Evaluasi Proses I Fitting I Aspek yang Dievaluasi Hasil Evaluasi Cara Mengatasi Crop Top Crop top TM Kurang panjang Bagian bawah crop top TM diberi tambahan 5 cm Kerung lengan Kurang lebar Pada bagian kerung lengan masuk dan Setelah proses fitting I selesai proses selanjutnya memperbaiki bagian-bagian busana jika masih ada kekurangan sesuai evaluasi I kemudian dilanjutkan proses menjahit dengan mesin jahit. Proses penjahitan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda ini menggunakan teknik jahit halus dengan kampuh buka karena busana pesta malam ini menggunakan full furing. Agar menghasilkan kualitas jahitan yang rapi maka pada setiap proses menjahit harus di pressing. Untuk pembuatan busana pesta malam ini agar tidak kusut proses pressing harus dilapisi dengan kain yang disemprot dengan air, lakukan pressing dengan tidak terburu-buru dan merata agar hasil rapi. Berikut langkah-langkah dalam menjahit busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api adalah a Menjahit Crop Top 1 Menjahit sambungan bahan utama pada bagian tengah belakang. 2 Menjahit sambungan bahan furing pada bagian sisi. 3 Menyambung bahu dengan cara menjahit bahan utama dengan bahan utama dan bahan furing dengan bahan furing. 4 Menjahit anyaman dengan bahan utama pada tengah belakang crop top. 5 Sum kerung lengan dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 6 Sum kelim bawah dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 7 Menjahit krah dilakukan dengan cara menjahit komponen potongan krah dengan hiasan ritsliting. 8 Memasang krah dengan badan crop top dengan cara menjahit pada bagian luar dan pada bagian dalam di sum. b Menjahit Rok Suai 1 Menjahit tengah belakang bahan utama dan furing sampai batas tinggi belahan. 2 Menjahit atau membuat belahan tumpuk pada tengah belakang rok suai. 3 Menjahit anyaman tunggal dengan furing pada bagian atas. 4 Menjahit anyaman tunggal dengan bahan utama yang memiliki lebar 2cm bagian kanan dan kiri anyaman. 5 Membuat stopper pada ritsliting besi dengan cara dijahit. 6 Menggabungkan ritsliting dengan menjahit bahan utama yang memiliki lebar 2 cm dengan bahan furing bagian kanan dan kiri bahan utama yang memiliki lebar 2 cm. Jahit furing yang melekat pada anyaman tunggal dengan furing rok pada bagian pinggang. 7 Menjahit sisi bahan utama dengan furing yang akan disatukan dengan ritsliting. 8 Menyambung sisi bahan utama depan dengan belakang, furing sisi depan dengan belakang. Menjahit dilakukan bagian sisi kanan dahulu baru bagian isi kiri atau sebaliknya. 9 Menggabungkan bahan utama dengan furing pada bagian kampuh pinggang dengan cara dijahit. 10 Sum kelim bawah rok suai dengan cara bahan furing berada 1 cm diatas bahan utama, sum keliling dengan cara naik 1 cm agar saat dilihat melekat rapi tanpa terlihat benang sumnya. 6 Menghias Busana Pada pembuatan busana pesta malam dengan sumber ide rel kereta api ini penulis menggunakan ritsliting sebagai hiasan dan memberikan hiasan manik-manik berupa halon pada anyaman tunggal yang ditata secara sejajar dan berderet. Dan manik-manik halon juga disum serong pada tengah krah diantara ritsliting. 7 Evaluasi Proses II Fitting II Evaluasi proses II dilakukan pada saat pemotretan foto booklet dan pada proses II ini busana yang sudah selesai dijahit telah selesai dan sesuai dengan desain yang telah dibuat yang meliputi perlengkapan dan hiasannya. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui letak kesalahan jika masih ada dan harus diperbaiki. Tabel 03. Evaluasi Proses II Fitting II Aspek yang Dievaluasi Hasil Evaluasi Cara Mengatasi Krah Hiasan ritsliting Hiasan ritsliting pada krah menjadi Evaluasi hasil merupakan penilaian secara keseluruan pada busana yang telah selesai, baik dari kesesuaian dengan desain yang dibuat maupun terhadap tema dan sub tema yang dipilih. Tujuan evaluasi adalah mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dari hasil busana pesta malam yang penulis ciptakan, ada beberapa evaluasi antara lain 1 Sebelum memotong bahan utama seharusnya membuat busana uji coba dami untuk menentukan ukuran dan kesesuaian desain dengan ukuran badan model. 2 Pengechekkan pola harus dilakukan berkali-kali agar meminimalisir kesalahan. 3 Terdapat beberapa kesalahan dalam pengepasan rok suai karena belum sesuai dengan ukuran model saat sesi fitting I dan II. 4 Pada saat fitting I busana belum sempurna jadi terdapat evaluasi yang cukup banyak. 5 Pada saat fitting II hiasan pada busana hanya ada pada krah polos, dan harus mengubah krah dengan memasang 2 ritsliting dan memberikan hiasan manik-manik pada krah dan anyaman tunggal. 6 Proses pressing harus dilakukan setiap proses menjahit dengan bertahap, merata, dan sabar. Memberikan semprotan cairan sangat membantu karena hasil akan terlihat lebih rapi. 3. Proses Penyelenggaraan Pergelaran Busana Pergelaran busana merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk memamerkan atau memperkenalkan suatu kreasi terbaru dari perancang yang diperagakan oleh seorang model profesional kepada masyarakat. Pelaksanaan pergelaran busana ini melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap evaluasi. a. Persiapan 1 Pembentukan Panitia Pembentukan panitia bertujuan agar pergelaran busana dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan yaitu pergelaran busana dengan tema Authenture Authenticity for Human Nature yang diikuti oleh 103 mahasiswa angkatan 2012 dan 2013. Adapun susunan kepanitiaan dalam pergelaran busana tahun 2016 ini adalah sebagai berikut a Ketua Umum Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Ketua adalah 1 Penanggung jawab umum jalanya kepanitiaan. 2 Mengkoordinir seluruh kegiatan dalam kepanitiaan pergelaran busana. 3 Membawahi seluruh panitia inti dan kepala divisi serta anggota kepanitiaan. 4 Memimpin rapat kepanitiaan dan membuat laporan pertanggungjawaban. 5 Mengkoordinir seluruh panitia inti dan devisi, serta bijaksana dalam mengambil keputusan demi tercapainya tujuan dengan mengutamakan kebersamaan dan kerjasama. b Sekretaris Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Sekretaris adalah 1 Bertanggungjawab atas kepada ketua umum atas keluar masuknya surat. 2 Pembuatan proposal yang telah disepakati bersama baik sponsor. 3 Angket serta penyusunan laporan umum LPJ setelah peragaan dilaksanakan. 4 Pembuatan surat-surat pernyataan ataupun surat perjanjian. c Bendahara Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Bendahara adalah 1 Bertanggungjawab kepada ketua atas keluar/masuknya uang. 2 Bertanggungjawab dengan dana dalam pemasukan uang dan mengeluarkan uang atas persetujuan ketua untuk segala keperluan dari setiap devisi. 3 Pembuatan laporan keuangan kepanitaan secara menyeluruh. 4 Bertanggungjawab atas pencatatan kehadiran seluruh anggota saat rapat besar, beserta denda bagi yang terlambat ataupun tidak datang saat rapat tanpa perijinan. d Sie. Acara Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Sie Acara adalah 1 Membuat konsep acara. 2 Membuat konsep panggung dan layout panggung serta dekorasi, bekerjasama dengan sie perlengkapan. 3 Mencari pengisi/talent acara, bekerjasama dengan talent Assalamualaikum, salam sejahtera bagi kita semua… Dalam sebuah pembuatan desain ada beberapa proses yang perlu dilakukan, sehingga produk jadi gambar kerja lengkap dari awal pengerjaan sampai akhir sesuai dengan yang diharapkan. Berikut ini beberapa proses / tahap yang biasa saya lakukan apabila ada customer yang memesan gambar kerja lengkap Survey lokasi / melihat kondisi kavling / tanah. Survey lokasi ini bertujuan untuk pengukuran dan melihat kondisi eksisting tanah sebelum dibangun yang bertujuan agar bisa memprediksi segala kemungkinan maupun jadi bahan pertimbangan dalam mendesain denah untuk selanjutnya. Apabila survey tidak bisa dilakukan oleh beberapa sebab jarak / lokasi terlalu jauh, maka alternatif penggantinya adalah dengan mengirimkan foto kavling / lahan beserta ukuran lahan foto / scan sertifikat tanah akan lebih baik, karena disitu ada ukuran-ukuran dan batas-batas tanahnya juga Membuat denah rencana. Setelah dilakukan survey, maka tahap kedua adalah membuat beberapa alternatif denah rencana. Pembuatan denah ini biasanya bisa tergantung oleh request-request ruangan oleh customer. Mau denah 1 lantai atau 2 lantai, biasanya pada tahap ini arsitek berkoordinasi untuk masalah “kesepakatan” ruangan-ruangan apa saja yang dibutuhkan beserta luasannya. Gambar pra desain. Gambar ini adalah kelanjutan dari denah fix / denah final yang telah disepakati sebelumnya. Gambar pra desain ini biasanya terdiri dari beberapa gambar , diantaranya site plan, denah rencana, tampak 4 sisi, 3d / perspektif. Gambar pra desain ini harus sudah fix / final sebelum melanjutkan ke tahap pembuatan gambar kerja lengkap Gambar bestek / gambar kerja / DED Detail Engineering Design. Gambar DED ini adalah gambar kerja lengkap yang berfungsi sebagai gambar acuan / gambar pegangan untuk Pelaksana yang ada di lapangan pada tahap pengerjaan nantinya. Diharapkan dengan gambar kerja ini, Pelaksana sudah memahami apa saja yang harus dikerjakan pada tahap pelaksanaan nantinya. Untuk gambar kerja lengkap ini lumayan banyak item-item gambarnya, biasanya terbagi dalam 3 bagian, yaitu Gambar kerja arsitektural, gambar kerja struktural, gambar kerja MEE / mekanikal elektrikal. Uraian gambar-gambar tersebut antara lain sebagai berikut GAMBAR ARSITEKTURAL Gambar Site Plan skala menyesuaikan Gambar Denah skala menyesuaikan Gambar Tampak muka, samping ,belakang Gambar Perspektif Eksterior 3D skala proporsional Gambar Potongan melintang & membujur Detail facade Gambar Denah Pola Lantai Gambar Denah Plafond Gambar Denah Kusen Pintu & Jendela Detail Pintu & Jendela jumlah menyesuaikan Denah Finishing dinding GAMBAR STRUKTURAL Denah foot plate untuk bangunan 2 lantai Denah dan Detail Pondasi Denah sloof Denah kolom Denah balok struktur untuk bangunan 2 lantai Denah balok tangga dan balok bordess Denah balok lateu atas kusen Denah balok kanopi Denah kanopi beton Denah plat lantai untuk bangunan 2 lantai Denah Ringbalk Denah plat atap Denah rencana atap Detail kuda-kuda Detail struktur pembesian foot plate, sloof,kolom, balok, plat lantai, plat atap, tangga GAMBAR MEE Mechanical Electrical Engineering Gambar Denah Titik lampu, saklar,stop kontak Gambar Denah Instalasi Air Bersih Gambar Denah Instalasi Air Kotor Gambar Denah Instalasi Air Hujan Gambar Detail Septik tank & Peresapan Sekian dulu sebuah artikel / tulisan ringan dari saya, semoga bermanfaat. Salam…. Kegiatan magang yang dilakukan adalah dengan mengamati dan mengikuti mekanisme dan manajemen kerja, manajemen studio serta proses perancangan proyek lanskap. HASIL DAN PEMBAHASAN Terdapat tiga hal utama yang menjadi fokus pembahasan dalam kegiatan magang ini. Fokus pembahasan dilakukan terhadap ; 1. Lembaga SFA secara umum yang meliputi ; struktur organisasi, proses perancangan lanskap yang diterapkan SFA, fasilitas peralatan kerja, aplikasi teknologi informasi, mekanisme survei lapang dan manajemen kerja studio; 2. Proses perancangan proyek lanskap ; 3. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan magang. Lembaga PT. Sheils Flynn Asia Secara Umum Struktur Organisasi Melihat dan mempelajari struktur organisasi PT. Sheils Flynn Gambar 2 di dalamnya terdapat beberapa disiplin ilmu terlibat dalam penanganan pekerjaan desain lanskap pada SFA. Staf utama dari disiplin ilmu Arsitektur Lanskap yang didukung dan diperkuat dengan ilmu Arsitektur dan bangunan. Tugas direktur utama Asia dibantu oleh direktur desain dan direktur proyek. Direktur desain bertanggung jawab dalam konsep desain lanskap yang basik ilmu dari Arsitektur Lanskap sedangkan direktur proyek bertugas dalam proses pekerjaan desain terutama distribusi pekerjaan pada staf yang sesuai. Dengan adanya kolaborasi dan modifikasi beberapa disiplin ilmu tersebut, produk yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang lebih baik karena lebih banyak aspek yang diperhitungkan misalnya dari segi aristektur bangunan dan perhitungan konstruksi. Dari jumlah staf yang ada dalam kenyataannya masih belum sebanding dengan banyaknya pekerjaan yang masuk di SFA, khususnya spesifikasi staf bidang lanskap. Sehingga dalam kondisi tertentu ada beberapa staf yang overlap ke dalam beberapa pekerjaan. Tetapi sejauh ini kekurangan pekerja tersebut masih dapat ditangani dengan upaya kerjasama yang cukup baik dan saling membantu diantara semua staf. Proses Perancangan Lanskap di PT. Sheils Flynn Asia SFA mempunyai standar proses perancangan lanskap yang telah ditetapkan. Proses perancangan yang diterapkan oleh SFA meliputi ; a. Tahap Persiapan, tahap ini diawali dengan penyusunan proposal yang mencakup tujuan, penawaran konsep, program serta informasi. b. Tahap 1 Riset dan Analisa RA; tahap ini meliputi kegiatan inventarisasi, melalui survei kondisi fisik, biofisik, sosial serta ekonomi. Kegiatan ini berlanjut pada analisis hasil survei mengenai potensi dan kendala. Tahap ini juga dilakukan review atas master plan yang ada jika memungkinkan dilakukan penyesuaian agar mendapat hasil optimal pada tahap selanjutnya. c. Tahap 2 Konsep Desain CD; tahap ini meliputi proses pembuatan masterplan dan penggambaran atau sketsa ilustrasi pada area-area utama yang vital. d. Tahap 3 Pengembangan Desain DD; tahapan ini terbagi menjadi 2 yaitu 1. Tahap awal sebagai pengembangan desain sampai pada tahap produk Siteplan yang diperkuat dengan beberapa ilustrasi yang memperkuat konsep. 2. Tahap akhir yaitu setelah melalui beberapa review dan diskusi dengan pihak Sheils Flynn United Kingdom, direktur proyek, pimpinan proyek maupun klien dilakukan penyempurnaan Siteplan, detil zonasi, gambar potongan dan panel foto. e. Tahap 4 Pembuatan Gambar Kerja PD; tahapan ini semua konsep, detail rancangan, detail konstruksi telah final disepakati sehingga produk akhir berupa gambar kerja sebagai acuan utama pihak pelaksana kontraktor. Gambar kerja meliputi detail rencana atau rancangan, detail zonasi, detail konstruksi, detail material serta denah penanaman. Tabel 5. Tahapan Proses Perancangan PT. Sheils Flynn Asia Tahapan Proses Perancangan Kegiatan Produk Tahap Persiapan penyusunan proposal proyek proposal tertulis Tahap Riset dan Analisa RA inventarisasi, review master plan, analisis potensi dan kendala fisik, biofisik, sosial-budaya data tertulis, peta inventarisasi, peta analisis potensi dan kendala Tahap Konsep Desain CD usulan konsep desain master/site plan awal dan hasil review, gambar ilustrasi sketsa dan 3D image Tahap Pengembangan Desain DD tahap awal pengembangan desain awal, pengembangan zonasi tahap akhir pengembangan desain akhir setelah melalui diskusi/meeting dan revisi dari pihak terkait siteplan umum dan siteplan per zona, sketsa dan ilustrasi siteplan umum dan siteplan per zona, gambar potongan dan panel foto softwork panel Tahap Pembuatan Gambar Kerja PD pembuatan gambar akhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proyek siteplan dengan layoutplan, gambar potongan, detil konstruksi dan material, denah penanaman planting plan lengkap dengan semua spesifikasinya Sumber SFA 2008 Proses perancangan yang diterapkan SFA secara teori tidak persis sama dengan proses perancangan yang dikemukakan oleh Simonds 1983. Standar tahapan yang diterapkan SFA merupakan modifikasi dari standar proses perancangan lanskap seperti yang telah dikemukakan Simonds. Tetapi dalam praktek dan aplikasi standar yang ditetapkan di SFA, tidak jauh berbeda dengan aplikasi teori Simonds yang dapat dilihat dari alokasi tahapan kerja serta produk yang dihasilkan dari masing-masing tahapan tersebut. Fasilitas Peralatan Kerja Dalam kantor SFA terdapat peralatan kerja yang sudah cukup lengkap. Peralatan-peralatan kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Peralatan Kerja Kantor SFA Jenis Fasilitas Jumlah Server 2 PC 11 Laptop/notebook 2 Laser printer 1 Color printer 1 Plotter 2 Digital Camera 1 Scanner A4 1 LCD Projector 1 Headset Microphone 11 Sumber SFA 2008 Fasilitas kerja yang tergolong hardware sangat membantu dalam proses perancangan maupun komunikasi. Dalam proses perancangan di SFA berorientasi pada peralatan elektronik dan mesin. Hasil gambar grafisnya didominasi olahan komputer. Dibutuhkan spesifikasi komputer yang cukup tinggi high speed dan jumlah yang memenuhi untuk menunjang efektifitas kerja. Untuk mempermudah kegiatan perancangan khususnya dalam produksi gambar maka SFA telah melengkapi fasilitas kerjanya dengan printer dan plotter. Produk gambar yang berukuran kertas